Jumat, 20 Mei 2011

CerBung, Part 3 : Aku, Kamu dan Dia

Aku, Kamu dan Dia
oleh Kembang Anggrek pada 19 Mei 2011 jam 11:05By: (@_fa)

Setelah ayah menjelaskan semua yang berkenaan dengan Kak Andre, Mas Feri dan Ridha, beliau meminta pendapatku tentang perjodohan ini. Aku yang dari awal hanya diam dan sekedar menyimak pembicaraan penting ini, kontan saja merasa salah tingkah di depan mereka. Meskipun dengan berbagai alasan ayah dan ibu lebih setuju aku memilih Kak Andre sebagai calon tunanganku, tapi keduanya masih memberiku kesempatan untuk mengungkapkan respon dan pendapatku tentang Kak Andre dan Ridha; mana di antara keduanya yang layak untuk ku jadikan imam keluarga dan penentu masa depan anak-anakku kelak.

Ya begitulah aku di depan mereka; diam dan membisu tanpa berkata sedikitpun. Sampai-sampai ibu mengulang pertanyaan yang sama padaku, pertanyaan yang sempat dilontarkan ayah barusan. Dengan wajah malu, aku mulai mengangkat suara ditemani sepenggal lidah yang terasa kelu, gugup dan terbata-bata: "Sebenarnya Aisya tidak tau harus berkata apa. Aisa juga tidak tau harus mulai menilai Gus Aan dan Ridha dari sudut pandang yang mana. Sejauh yang Aisya tau, baik Gus Aan maupun Ridha sama-sama baik dan bertanggung jawab. Aisya lihat itu dari amanah yang mereka emban sekarang, apalagi kedepannya nanti. Dua hal itu Aisya rasa sudah cukup mewakili tolak ukur kesalehan seseorang...", paparku pada ayah, ibu dan tante.

"Hmm bagaimana menurutmu, bu?", tanya ayah pada ibuku.

"Ibu rasa Aisay ada benarnya juga yah. Dari semua yang ibu dengar barusan, dua-duanya baik dan bertanggung jawab. Kalo boleh ibu kasih saran, malam ini Aisya shalat istikharah; minta petunjuk pada Allah. Ibu yakin sekali, petunjuk itu bisa menjadi jawaban dari kegamangan yang sedang Aisya hadap saat ini", papar ibu.

Aku yang berada di dekat Tante Hera hanya bisa menjawab: "Insya Allah, bu...".

"Ya sudah kalo githu, selang 3 hari ayah tunggu jawaban dari Aisya. Semoga apa yang kita bicarakan saat ini bisa memberi berkah buat keluarga besar kita nanti, aAmin", kata ayah seraya melepas kopyah yang masih melekat di kepala.

"Aamin", kami bertiga serempak menjawab doa penutup yang ayah bacakan.

Setelah makan malam, aku pergi ke ruang tengah ditemani file-file yang siap dikirim ke Semarang. Senyum pagi hari ini dan kasih sayang orang-orang terdekat cukup memberi arti terindah bagiku; membuatku mampu melerai semua kegamangan dan kebingungan yang ada, sekaligus menghadirkan semangat baru untuk tetap fokus dengan file-file pada laptopku. Sambil menunggu file terkirim lewat email, aku mulai merenung dan membatin:

"Aisya, bagaimana ini?! Bagaimana juga dengan simpati yang sempat terukir indah dalam hatimu pada sosok Ridha? apa mungkin istikharah yang akan kau lakukan nanti benar-benar bisa dijadikan jawaban dari semua peristiwa yang terjadi hari ini, sementara kau sudah menaruh hati pada salah satu dari mereka; tak lain adalah Ridha??!"

Ya... perasaan yang sedang berbicara itu benar adanya, aku memang sempat kagum dan simpati pada Ridha. Tapi entahlah, apa karena aku merasa ada sosok Mas Feri dalam dirinya atau mungkin karena Ridha lebih dulu hadir dan masuk dalam duniaku jauh sebelum Gus Aan menampakkan dirinya di depanku; sambil pura-pura jaim seolah tidak mengenalku, ckckckckcc ^_^ lucu adja kalo aku ingat-ingat kembali kejadian kemaren lusa. Dengan kondisi basah kuyup , dia datang sendiri ke Malang dan mencari-cari alamat butik seperti yang disarankan Mbak Yuli.

"Ya Allah, berilah hamba rahmad dan maghfirahMu agar bisa menjalani istikharah ini dengan perasaan tenang dan netral, tanpa harus condong dan berharap banyak pada salah satu dari keduanya (Ridha dan Gus Aan), Aamin Ya Rabbal Kuni Wats-Tsaqalain".

Tiga hari berikutnya...

Aku lihat ayah dan ibu yang sedang menikmati suasana sore hari di halaman rumah kami, memperhatikan indahnya koleksi anggrek milik Tante Hera yang menghiasi halaman ini. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara tante yang sepertinya sedang memanggilku. Sementara aku masih menyulam senyum terindahku ketika memperhatikan ayah dan ibu dari jendela kamar. Akhirnya, tante sampai juga di depan kamarku.

"Tante lihat dari kemaren-kemare Aisya jarang keluar kamar. Apa yang membuat Aisya diam menyendiri seperti ini..?", tanya tante mengagetkan senyum yang ku sampul jauh untuk ayah ibu dari jendela kamar ini.

"Oowh iya, tante sampe lupa, Mas Zein nyuruh tante manggil Aisya keluar. Ayuuk kita kesana bareng. Sekalian tante mau nunjukin disain baju-baju terbaru yang sudah digarap sejak awal April lalu", kata tante berusaha menghiburku.

"Ayah memanggilku... kalo githu Aisya ambil jilbab dulu trus kita ke halaman", balasku.

Tak lama, sampailah kita di halaman rumah...

"Aisya, bagaimana dengan istikharahmu selama tiga hari ini? Apa sudah ada petunjuk siapa dari mereka yang Aisya pilih?," tanya ibu langsung ketika aku sudah berada di antara mereka.

"Begini ibu..., selama tiga kali Aisya melakukan istikharah, di dua istikharah terakhir Aisya baru mendapatkan petunjuk yang sama. Sedangkan di istikharah pertama Aisya tidak mendapatkan petunjuk apapun", jelasku pada ibu dan ayah, juga tante yang serius mendengarkanku.

"Trus, apa petunjuk itu?!!", tanya ayah.

"Di istikharah yang kedua dan ketiga, Aisya merasa ada seseorag yang mengetok pintu rumah ini. Aisya beranikan diri pergi ke ruang depan dengan mukena yang masih Aisya pakai. Ketika Aisya buka pintu, Aisya meliat Kak Feri mengucapkan salam dan Gus Aan berada di belakang Kak Feri. Ketika Aisya hendak menjawab salamnya, Aisya terbangun dari tidur... Ya begitulah apetunjuk yang Aisya dapat", paparku.

Tante yang dari awal mendengarkan penjelasanku hanya bisa berkomentar: "Hmmm.... Mungkin ada kalanya aku harus mengalah dan mengizinkan Aisya bersanding dengan nak Andre, toh Feri tidak keberatan dengan hal itu...".

Sebulan kemudian, aku melangsungkan pertunangan sekaligus akad nikah dengan Gus Aan di Semarang, tepatnya di mesjid At-taqwa samping rumah yang pernah dibangun kakek dulu. Gaun yang dihadiahkan Mbak Yuli juga aku kenakan di hari yang begitu bersejarah ini. Tiga permintaan yang aku ajukan secara pribadi pada Gus Aan benar-benar dipenuhinya dengan penuh harap mendapat rahmad dan ridha-Nya.

"Tiga permintaan itu, antara lain:

1. Mahar pernikahan kami, hanya satu; Mushaf Al-quran Al-kariem

2. Komitmen pernikahan kami, hanya satu; Kejujuran

3. Inti dan tujuan dari pernikahan kami, hanya satu; Ridha Ilahi...".


Semoga bisa mengambil hikmah yang tersurat maupun tersurat dari kisah ini, Aamin...
....(@_fa)
Selesai................
OOOOOOOOOOOOOOOOooooooooooooooooooooooOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO

CerBung, Part 2 : Aku, Kamu dan Dia

Aku, Kamu dan Dia . . 

oleh Kembang Anggrek pada 18 Mei 2011 jam 5:02By: (@_fa)

Perasaan bingung dan penuh tanda tanya masih saja menghantuiku sampai pukul 23.00 malam. Ditambah lagi dengan kabar terbaru yang disampaikan tante kalo ayah dan ibu sudah berangkat menuju Batu sejak magrib tadi, agar bisa menjelaskan semua duduk permasalahan yang ada. Sorenya, tante juga cerita kalo Gus Aan sekeluarga pernah menemui ayah-ibuku di Semarang dan menyampaikan maksud baik mereka; tanpa pernah memberitauku tentang kedatangan mereka sebulan yang lalu. Bahkan keduanya berpesan pada tante untuk tidak memberitauku tentang hal ini, sampai mbak Yuli sendiri yang menyampaikan niat adik sepupunya itu padaku.

Sungguh, malam ini benar-benar berbeda dari sebelumnya; aku diantara file-file yang harus dibaca ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan sedikitpun pada laporan bulanan yang harus aku kirim ke Semarang besok lusa, terutama laporan keuangan di butik kami. Sayangnya, pikiran kacau dan tidak fokus dengan file-file pada laptop yang sudah menyala dari pukul 19.30 membuatku bolak-balik tidak karuan. Ingin sekali memejamkan mata, mencoba menghilangkan semua kegamangan yang terjadi hari ini, tapi semua usahaku berakhir sia-sia. Bisa saja aku menutup kedua bola mataku, tanpa pernah bisa menutup diri dari realita yang sedang aku hadapi; karena terus berdiam diri seperti ini tidak akan bisa menenangkan kekacauan hati yang hanya bisa diisi dengan pertanyaan-pertanyaan tak beralasan.

Rasa bosan membuat diriku sengaja ingin melangkah ke kamar mandi. Membasahi wajah dengan wudhu, kemudian menuju mushalla kecil di samping kamar Tante Hera dan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat disana; memohon ketenangan hati sampai aku benar-benar yakin dengan penjelasan ayah besok sore. Beberapa ayat dari mushaf biru yang dibelikan tante untukku ikut menutup munajatku malam itu. "Ya Allah, berilah ketenangan hati kepada hambaMu yang penuh prasangkan dan ketidakpastian ini, aAmin Ya Mujibas-Saailiin...".

Setelah melipat rapi mukena yang ku pakai, aku tidak kembali ke kamar. Tetapi lebih memilih beranjak menuju ruang kerja tante Hera. Aku ketok pintu dan minta tante Hera menemaniku tidur malam ini. Dengan senyum khasnya, beliau menuruti permintaanku, bakhan berjanji akan mengajakku jalan pagi untuk merefreshkan diri dari kebingungan dan kegamangan yang sempat terjadi hari ini.

Kota Kenangan. Selasa, 13-4-2008

Ais... Ayo cepetan! tante dah lama nunggu di luar, ntar keburu naik lagi mataharinya", seru tante dari halaman rumah.

Iya tante, ni Aisya lagi ngerapiin jilbab...", sambil menyulam senyum pagi buat tante, aku bergegas keluar dan mengunci pintu rapat-rapat.

"Kira-kira, kita mau jalan kemana pagi ini?", tanyaku pada tante yang sedang memperhatikan bunga anggrek kesukaannya.

"Kita ke taman komplek sebelah. Kemaren Tante perhatikan, disana nampak indah dan masih keliatan natural. Kebetulan disampingnya ada Toko Anggrek yang bisa tante kunjungi, hehehee...", sambil tak lepas dari senyum khasnya.

"Okelah kalo githu... Yuk kita berangkat sekarang", sambutku ditemani keceriaan pagi yang mulai bisa merebut hati dari pikiran kacau yang menghantuiku.

Setelah agak lama berjalan santai, sampailah kita di taman komplek sebelah...

"Nah, itu dia taman yang tante bilang...", sembari menunjukkan jarinya pada area taman yang begitu indah dan sejuk.

Disini, tante menceritakan semua yang beliau ketahui dari keluarga besarku di Semarang, termasuk Mbak Yuli yang dari awal sudah simpati dengan sikap dan pribadiku. Kata Mbak Yuli pada tante Hera: : "Meskipun Aisya itu sedikut usil, tapi dia anak yang baik dan nurut sama orang tua. Dia juga mudah bergaul dengan semua orang, tanpa pernah lupa dengan nilai kesederhanaan dan kesantunan". Jujur saja, aku terlihat begitu tersipu mendengar semua tentangku dari Mbak Yuli. Semoga ini bisa melatihku untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya, aAmin Ya Rabb...

"Tante, sepertinya embun ditaman ini sudah pada menguap ke atas dan matahari juga mulai menampakkan keperkasaannya... Bagaimana kalo kita pergi ke Toko Anggrek sekarang sebelum pulang ke rumah?", ajakku pada tante sambil menunjuk toko yang baru dibuka pemiliknya.

"Boleh, yuuk kita pergi kesana", sambut beliau.

Sebelum sampai ke toko itu, kami bertemu dengan Bu Erli ...

"Eeh, mbak Hera... tumben pagi-pagi udah lewat sini...", tanya bu Erli

"Iya ibu.. kebetulan tadi kita pergi ke taman di komplek ini.. sekalian pengen mampir ke Toko Anggrek di depan situ...", balas Tante.

"Wah kebetulan sekali kalo githu... Gimana kalo mbak Hera mampir dulu ke rumah saya... Ridha, ini ada mbak Hera dan Aisya di depan!", panggil Bu Erli pada Ridha, anaknya.

Aku melihat seseorang di samping rumah Bu Erli yang terlihat sibuk membersihkan sisa kayu dan beton di depan sebuah bangunan yang masih terlihat baru.

"Iya bu... saya ingat nak Ridha... setiap kali pulang liburan, dia sempatkan main ke rumah...", kata Tante Hera.

"Tapi, ko sepertinya dia sedang sibuk githu bu...?", tanyaku.

"Ibu lupa ngasih tau kalian yaa... Bangunan itu sengaja dibikin buat klinik nak Ridha.. Biar kalo mau berobat ngga jauh-jauh ke rumah sakit...", sambil tersenyum bangga dengan keberhasilan anaknya itu, Bu Erli menjelaskan pada kami.

"Alhamdulillaah, saya ikut senang dengan keberhasilan nak Ridha... saya juga ngerasa dekat sekali dengan dia... Serasa anak sendiri... Entah kenapa... Kalo liat nak Ridha jadi inget Feri..., Apa mungkin karna Feri juga pernah bercita-cita jadi dokter ya?!!", sambil tersenyum manis, tante terus saja menyertakan mas Feri dalam ingatan beliau.

"Sebenarnya ya mbak, saya tidak keberatan kalo Aisya jadi menantu saya...", kata Bu Erli tiba-tiba.

"Saya bicara jujur lho Mbak Hera... Asal tau adja ya mbak, setiap kali Ridha datang dari rumah Mbak Hera, selain mbk dia juga sering cerita tentang Aisya...", jelas Bu Erli pada kami berdua; membuatku tidak enak hati mendengar penjelasan berikutnya.

"Aah Bu Erli bisa adja... Kita kan tinggal berdua. Kalo bukan cerita tentang saya, pasti Ridha cerita tentang Aisya... Iya khan Ais?!' tanya tante mengagetkanku

"Eeh.. iya iya...", jawabku gugup.

"Tapi bener lho mbak, serasa beda adja kalo dia cerita tentang Aisya... dibilangnya Aisya itu ngga pernah keluar menemui Ridha, kalo dia lagi ke rumah Mbak Hera... kecuali Mbak Hera yang nyuruh Aisya keluar menemui Ridha, atau keduanya betemu di butik ketika saya menyuruh Ridha ngambil gaun pesanan saya. Sebagai ibunya, saya faham dengan yang satu ini... Kira-kira, bagimana kalo kita lanjut semua ini jadi hubungan keluarga? Bagaimana Aisya, kamu setuju?", pertanyaan spontan Bu Erli yang baru saja dilontarkannya itu benar-benar menodongku.

"Eeeh... hmmm... (aduuh aku bingung sekali... apa yang harus aku katakan pada bu erli..??)", batinku.

"Eeh iya bu, sepertinya kita sudah harus segera pulang... khawatir karyawan di butik sudah pada datang... nanti sore ayah Aisya datang dari Semarang... insya Allah saya sampaikan maksud baik Bu Erli dengan keluarga kami. Kami permisi dulu ibu, Assalamu'alaikum..", pamit tante pada Bu Erli dan Ridha yang berada tidak jauh dari kami.

Sore 16.00, ayah dan ibu tiba di rumah. Aku bantu merapikan ruangan dan bawaan mereka. Setelah beristirahat agak lama, ayah mulai menyuruh kami berkumpul habis shalat maghrib untuk menceritakan kedatangan Gus Aan beserta keluarganya di Semarang. Beliau bilang kalo Gus Aan bercerita banyak tentang kuliahnya di Kairo dan pertama kali dia mengenalku; Neng Ica, teman baikku di Pesantren yang juga adik bungsu Gus Aan mengenalkanku padanya. Aku tidak menyangka sampai sejauh itu, ternyata Neng Ica serius untuk menjadikanku kakak iparnya.

"Mas Zein, sepertinya Bu Erli, salah satu pelanggan disini pengen menjodohkan anaknya Ridha dengan Aisya... Jujur saja, setiap kali aku melihat Ridha, aku selalu ingat Feri, entah kenapa... Kalo seandainya perasaanku sebagai seorang ibu ini benar, aku masih berat mengizinkan Aisya bertunangan dengan Andre atau Gus Aan seperti yang diharapkan Mas Zein juga Mbak Ira. Apalagi seperti yang pernah Mas Zein bilang, kalo sampai ini terjadi, Aisya akan ikut suaminya tinggal di Kairo dan melanjutkan kuliahnya disana.. Lantas bagaimana denganku disini? Aku sudah sayang sekali dengan Aisya, layaknya anak sekaligus menantuku sendiri.

"Begini adikku", sapa lembut ayah.

"Mungkin sudah waktunya aku mengatakan yang sebenarnya padamu... Hmm, sebenarnya kecelakaan Arif dan anakmu Feri bukan peristiwa kecelakaan biasa...", jelas ayah.

"Maksudnya?? Aku tidak mengerti", balas tante.

"Yah, apa tidak sebaiknya Aisya pergi ke kamar dan tidak ikut mendengar semuanya?", tanyaku.

"Tidak Aisya, kamu tetap disini mendengarkan semua yang akan ayah ceritakan pada tantemu, juga padamu", jawab ayah.

Aku hanya bisa nurut dan ikut menyimak penjelasan ayah...

"Sebenarnya begini, pada waktu kecelakaan itu Ridha sedang ada di tempat kejadian. Dia naik motor hendak menjemput ibunya di terminal. Tapi sayang, bukan ibu yang seharusnya dia jemput, malah kemalangan yang dia dapat. Ketika kecelakaan itu, dia juga menjadi korban. Dia terpelanting dengan sepeda motor yang ditumpanginya sehingga menyebabkan tangan kanan patah dan kedua kornea matanya sobek..

"Astaghfirullaah, bagaimana semua ini bisa terjadi?!", teriak tante secara spontan.

"Iaa... seperti itulah kejdian sebenarnya", jelas ayah.

"Waktu kecelakaan itu terjadi, Feri sempat melihat Ridha dan sepeda motornya terpelanting ke belakang. Sejak dirawat inap, Feri tidak berhenti menanyakan kondisi ayahnya dan nak Ridha yang juga menjadi korban dari peristiwa mengenaskan itu. Feri berpesan padaku untuk membantu korban bersepeda motor yang sempat ditabrak mobil ayahnya... Dia terus memohon kepadaku untuk membantu semua kebutuhan Ridha. Meskipun harus mengorbankan sesuatu dari miliknya. Dalam kondisi yang meneganggkan itu, aku tidak kuat kalo harus memberitau yang sebenarnya padamu, Apalagi sejak kematian Feri di rumah sakit, kamu terus mengurung diri, bahkan tidak mau ikut serta dalam prosesi pemakamannya. Aku sangat khawatir dengan kondisimu saat itu, kalo harus memberi tau detail semunya", jelas ayah.

"Dokter yang merawat Ridha sempat memvonis dia buta selamanya. Aku hanya bisa melaksanakan pesan terakhir Feri untuk mengurus semua keperluan Ridha, satu-satunya korban selamat dari kecelakaan itu. Termasuk menyetujui pendonoran mata milik Feri ke Ridha...", tambah ayahku mengahiri semua penjelasan singkatnya.

Tante Hera hanya bisa diam dan syok dengan cerita ayah. Ibu yang berusaha menenangkan tante menyuruhku mengambil air putih di ruang makan. Mukena yang ku pakai ikut basah dengan tangis peristiwa masa lalu keluarga kami...

"Ridha... Pantas saja... Aku melihatmu seperti anakku Feri", kata-kata Tante Hera sambil terisak air mata.

...(@_fa)

CerBung, Part 1 : Aku, Kamu dan Dia

Aku, Kamu dan Dia . . . ^_^
 
16.05.2011 | Author: Ahmad Falah | Posted in Kembang Anggrek FB Notes
Kota Kenangan, senin 12-4-2008

Hari ini, hujan deras mengguyur Kota Kenangan (Batu, Malang) tempat Tante Hera mengajariku tata cara mendisain gaun pernikahan dan baju-baju pesta. Aku sebut tempat ini sebagai Kota Kenangan, karena banyak hal yang dialami keluargaku di kota kecil ini. Selama dua tahun tante mengajariku banyak hal, tak lain karena beliu benar-benar jeli melihat potensi melukis yang aku miliki. Meskipun harus berlatih keras dengn mengikuti kursus-kursus yang tante jadwalkan untukku, aku tidak pernah merasa bosan dengan dunia yang terasa baru itu; selain karena aku ingin lebih eksis menyalurkan bakat yang sudah aku tekuni sejak kelas 2 SD.

. . . . . . .

Sejak dua tahun yang lalu setelah kelulusan MA di Ponpes al-Huda, aku diminta mengurus salah satu cabang Butik terkenal yang dikelola tante dan ayahku; sebuah usaha yang sudah berjalan 43 tahun lamanya. Banyak hal baru yang aku dapat dari usaha ini, berbeda jauh dengan doktrin-doktrin religi yang pernah aku tekuni di Pesantren. Tante Hera yang sudah aku anggap sebagai ibu kedua bagiku benar-benar serius mengelola usaha ini. Selain kaya raya, tante juga terkenal ramah dan dermawan. Sayangnya, beliau tidak memiliki keturunan lagi setelah suami dan anak pertamanya mendapat kecelakaan di Batu ketika hendak menjemput Tante yang sedang berlibur sekaligus mengecek perkembangan usaha butik kami disana.

Aku ingat sekali peristiwa yang sangat tragis itu. Keduanya mendapat musibah tepat di pertikungan yang berjarak 150 meter dari area butik. Bus pariwisata yang tiba-tiba muncul membuat Om Arif tersentak dan membelokkan mobil yang ditumpanginya secara tiba-tiba. Belokan yang sangat kuat itu menyebabkan mobil tergelincir ke jurang dekat sungai yang berakhir dengan kematian Om Arif. Sedangkan mas Feri yang terluka parah segera dilarikan ke UGD Rumah Sakit terdekat. Selang dua hari dirawat inap, mas Feri menghembuskan nafas terakhir yang membuat Tante Hera sangat sedih dan terpukul dengan peristiwa ini; peristiwa yang benar-benar merenggut hati dan jiwanya.

Selama enam bulan, Tante Hera tidak pernah berbaur dengan sekitar. Beliau bahkan merasa terus dibayangi kejadian yang beliau anggap sebagai kesalahan terbesarnya sekaligus kesengajaan yang tidak akan pernah dimaafkan oleh almarhum suami dan anaknya. Ayah dan pihak keluarga terus mendorong dan menyemangati tante untuk tetap bertahan dan bersabar dengan terus mendoakan suami dan anaknya, karena hanya itulah yang membuat keduanya tenang di alam sana. Peristiwa menyakitkan itulah yang membuat Tante meninggalkan rumah mewahnya di Semarang dan tinggal denganku di Kota ini; hanya keinginan untuk tetap bekerja mengelola butik dan mengenang suami maupun anaknya.

Waktu itu, aku masih sangat kecil untuk tau lebih detail peristiwa yang menimpa keluarga Tante Hera. Seingatku, pasca kematian Om arif, aku dijemput ayah di Pesantren dan langsung menjenguk mas Feri di Rumah Sakit. Aku tidak diperbolehkan menemui tante yang memang sedang syok dan terpukul dengan kecelakaan tak terduga itu. Sampai pada prosesi pemakaman mas Feri yang berlangsung hikmad, aku langsung dibawa ke Pesantren dan kembali sibuk dengan kegiatan-kegiatan disana. Ada sekelumit kesedihan yang menimpaku sejak kepergian kakak sepupuku itu, tanpa pernah tau adanya kesepakatan yang sudah terjalin antara keluarga ayah dan adiknya, Tante Hera, tentang masa depanku dan mas Feri yang sudah direncanakan sejak dua bulan aku ditempatkan di Pesantren. Kedua keluarga sepakat akan menjodohkanku dengan mas Feri setelah aku lulus MA dan dia sudah di bangku kuliah.

Aku bahkan baru sadar sekarang; setelah Tante memberiku peluang untuk mengurus usaha ini, setelah tante juga ikut tinggal denganku dan menyerahkan usaha butik di Semarang pada ibuku, setelah Om Arif dan mas Feri lenyap dari kehidupan kami, dan setelah dua tahun aku menekuni semuanya. Aku baru sadar bahwa perjodohan yang dulu pernah disepakati itu semata-mata dilakukan karena alasan bisnis keluarga. Tante Hera sangat berperan dalam disain gaun yang kami kelola, sedangkan ayahku cukup berpengaruh dalam permodalan dan marketing di berberapa relasi yang beliau bangun. Mengingat semua itu, aku sangat terharu dengan sikap dan kasih sayang Tante Hera yang benar-benar menganggapku seperti anaknya sendiri. Meskipun aku tidak banyak tau tentang kakak sepupuku mas Feri, setidaknya aku sudah pernah menjadi teman kecilnya waktu SD dulu. Bejalar dan bermain bersama di halaman rumahku… Sayangnya setelah lulusan SD, ibu ngotot ingin menyekolahkanku di Pesantren. Dan Ayah tidak punya alasan kuat untuk mencegah keputusan ibu yang memang sudah menjadi wasiat kakekku dulu, agar cucunya Aisya dimasukkan ke Pesantren setelah lulus SD!!.



Pesantren juga yang menjadikanku jarang bertemu mas Feri, bahkan mungkin aku akan sangat malu sekali ketika harus dipertemukan dengannya. Sehingga pertemuan ketigaku itu sampai pada kematian mas Feri yang menyedihkan itu. Kelas dua MTS aku harus menyaksikan kepergian mas Feri yang masih kelas 2 SMA. Sungguh peristiwa yang benar-benar mengharukan

. . . . . . .



“Assalamu ‘alaikum”, sapa seseorang yang terlihat basah kuyup karena kehujanan. Dari sikapnnya, dia nampak baik meskipun masih terlihat gugup dari cara bicara dan gerak tubuhnya.

“Maaf, saya Andre, adik kak Yuli… saya disuruh kak Yuli mengambil gaun yang sudah seminggu dipesan”, lajutnya.

“Oowh… adiknya kak Yuli… iya, tunggu sebentar. Saya ambilkan gaunnya. Oowh iya lupa, silahkan duduk di depan…”, balasku.



Aku pergi mengambil gaun yang menurutku sangat berbeda selama aku mendisain baju-baju di butik ini. Gaun pesanan Kak Yuli, seorang pengajar di SMA al-Irsyad. Meskipun sudah setahun dia menjadi langganan di butik kami, tapi aku belum pernah mendapat pesanan seistimewa ini; disain unik, sederhana tapi elegan. Sejauh ini, kak Yuli yang selalu menentukan dan mengaturku dalam mendisain gaun-gaun yang diinginkan teman-temannya. Tapi untuk yang satu ini, dia benar-benar memberiku kepercayaan utuh untuk mendisain Gaun pernikahan terbaik, “menurut cita rasa yang ku miliki“… Dia tidak banyak menentukan gaya dan model yang diinginkan seperti pesanan-pesanan sebelumnya, entah “kenapa…”.

Aku mengambil gaun itu, membungkusnya rapi dan bergegas membawanya ke depan.

“Kak andre, ini…”, sapaku memecahkan keheningan di ruang tunggu.

“Maaf sebelumnya, sekedar nanya, kok tumben kak Yuli tidak ikut datang sendiri untuk menjemputnya? Bisasanya dia datang bersama teman-temannya dan mencoba gaun ini disini”, tambahku.
“Hmmm… sebenarnya kak Yuli sengaja menyuruhku menjemput sendiri gaun ini. Liat saja aku basah kuyup begini

“Insya Allah, suratnya Aisya sampaikan ke Tante… Eh iya, sekalian bawa adja tisunya semua… Sambi dilap pas dijalan ntar…”, lanjutku.

“Ya udah, aku pamit pulang… Senang sekali bisa mengenal Aisya… Tapi, kalo boleh kakak saranin, jangan sering-sering melamun… Ntar pelanggannya pada kabur…”, sambil tersenyum lebar kak Andre mengucapkan salam dan pamit pulang.

Aku yang merasa bingung dan malu denga kata terakhirnya itu, hanya bisa diam dan kembali mencerna kata-kata yang sengaja dia ucapkan untuk menasehatiku. Mungkin saja, lamunanku tentang masa lalu Tante tadi membuatnya harus menunggu lama didepanku dengan kondisi basah kuyup, aku hanya tertawa cekikikan mengingat kembali nasehat kak Andre….

Sorenya…

“Tante, ada titipan dari kak Yuli..”,. sapaku ketika Tante Hera sedang memilih kain untuk gaun yang baru di pesan Bu Erli, pelanggan setia kami.

“Oowh… Akhirnya datang juga surat itu…, ya udah sini… Aisya bacain adja suratnya. Biar Tante ngga dibilanng menyembunyiin sesuatu dari Aisya…”, balas tante dengan tenang sambil terus fokus dengan tumpukan-tumpukan kain di depannya.

Aku yang merasa aneh dengan sikap tante itu, hanya bisa nurut dan membuka surat yang terbungkus rapi itu, dan mulai membacanya…:

“Assalamu’alaikum. Mbak Hera yang dicintai Allah, aku tepati janjiku hari ini… Aku kirimkan surat ini lewat adik sepupuku Andre yang “sengaja” datang untuk menjumpai Aisya. Sebenarnya Andre ingin ta’aruf dengan Aisya dari dulu, tapi aku tidak mengizinkannya sebelum aku bicara baik-baik dengan mbak Hera juga mas Zein, ayah Aisya… Ta’aruf itu sengaja dilakukan Andre, meskipun dia sudah pernah melihat Aisya dua tahun yang lalu, ketika KH musthafa menyerahkan piagam penghargaan kepada Aisya sebagai Santri Teladan di Ponpes al-Huda. Aan Subhan yang biasa dipanggil Guz Aan tak lain adalah Andre yang mengirimkan surat ini padamuu. Sekarang, aku hanya bisa berharap Aisya setuju dengan ini semua, termasuk “setuju” untuk menerima gaun pengantin yang aku pesan buat dia pakai nanti…. Trimakasih atas perhatiannya, mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah dariku…”.

Ttd: Yuliana Mukarrom”.

Setelah membaca surat yang sedang aku pegang itu, aku menatap lekat-lekat wajah tante Hera yang hanya menorehkan senyum bahagianya padaku… Sambil tak henti bertanya-tanya tentang Tamu tadi siang…:

“Gus Aan??! Bukannya dia putra sulung KH Musthafa, pengasuh PonPes al-Huda??! Dua tahun yang lalu dia pernah pulang ke Semarang setelah menyelesaikan S1nya, tapi… Bukannya dia masih di Kairo untuk melanjutkan studinya?!! Bagaimana ini??! Apa aku harus menerima lamaran itu?! Dan kalo itu terjadi, apa aku harus ikut dia ke Kairo?!! Apa yang sebenarnya terjadi denganku??! Gaun yang aku disain itu…?! Oowh… Aku sangat bingung memikirkan semua yang terjadi dengan begitu singkat ini…”.



…. (@_fa)

Pesanan Cinta Buat Wanita

Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
***................Pesanan Cinta Buat Wanita.................***
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ

Wahai insan
......Bergelar wanita
Menjelang engkau kian dewasa
Pintallah Benang-benang keimanan
Untuk pakaian seharianmu
Sebutlah nama tuhanmu
Dalam setiap tarikan nafasmu
Agar engkau selamat, tidak diperkosa dan dianiaya
Oleh kaum durjana, kaum jin, kaum iblis yang ingkar
Dan tidak diperdaya situasi zaman ang memang sudah gila tidak kenal hiba
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ

Lindungilah tabir kesucianmu
Dengan sifat malu dan benteng ILAHI Yang wujud pesona cahaya
Yang terpancar pada Surat An-Nur ''Ayat tiga puluh hingga tiga puluh tiga
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ *¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ *¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ

Kelak, jika tiba masamu
Pilihlah suami yang soleh, bersederhana
Tidak kaya, tidak miskin papa
Fasih membaca Al-Quran
Fasih mengumandang kebenaran dan keadilan
Setia dalam cinta
Setia dalam suka dan duka
Setia dalam menjaga keluarga Dari hal-hal yang tidak direlakan Tuhanmu
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ

Lantas lahirkan dari kesucian rahimmu
Seribu generasi teladan, seribu generasi pilihan
Yang terukir dengan sekalam surah Al-Kahfi ayat tiga belas
Akhirnya jadilah engkau seorang ibu sejati
Engkau akan dikenang sebagai mentari sejati
Bagi peradaban umat manusia ini
Tiada hadiah yang lebih baik buatmu
Melainkan Syurga ILAHI merupakan Hasil keberkatan dan ketaatan Pada suamimu.
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ¸¸.¤*¨*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸.Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ

Salam santun_Qu...(^_^)

*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•

(¯`'•.¸(¯`'•.¸*♥♥♥♥*¸.•'´¯)¸.•' ´¯)
♥(¯`'•.¸(¯`'•.¸*♥♥*¸.•'´¯ )¸.•' ´¯)♥
♥♥(¯`'•.¸(¯`'•.¸**¸.•'´¯) ¸.•'´ ¯)♥♥
.•*´¨`*•••Hamba ALLOH•••*´¨`*•.
(_¸.•'´(_¸.•'´*♥♥♥♥*`'•.¸_)`'• .¸_)
♥(_¸.•'´(_¸.•'´*♥♥*`'•.¸_ )`'•. ¸_)♥
♥♥(_¸.•'´(_¸.•'´**`'•.¸_) `'•.¸ _)♥♥

´´´¶¶¶¶¶¶´´´´´´¶¶¶¶¶¶´´´
´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´´¶¶¶¶´´´
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´´¶¶¶¶´´´
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´¶¶¶¶¶ ´´´
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶ ´¶¶¶¶¶´´´
´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´
´´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´´´´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´´´´´´´¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´´´´´´´´´¶¶¶¶¶¶¶¶´´´
´´´´´´´´´´´¶¶¶¶´´´
´´´´´´´´´´´´¶¶

(´'`v´'`)
`•.¸.•´♥ Semoga Bermanfaat ...Aamiin Ya Robbal 'alamiin ♥
¸.•´¸.•*¨)*♥*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•.♥~*♥ ﷲ ♥*~♥.•*´¨`*•.*♥*
(¸.•´ (¸.•````.♥ SALAM UHIBBUKUM FILLAH ♥.`

Rabu, 18 Mei 2011

25 PERTANYAAN ISTRI SHOLEHAH UNTUK CALON SUAMI

25 PERTANYAAN ISTRI SHOLEHAH UNTUK CALON SUAMI:::
Jangan hanya bertanya tentang penghasilan, hobby atau dimana akan membangun rumah. Tanyakanlah hal2 yg jauh lebih penting kepada calon suami- misalnya, sedalam apa cintanya kepada Allah…

Dia ingin berkenalan lebih jauh dengan anda. Tujuannya untuk menjajaki apakah hubungan suami isteri ygsuci dan dahsyat itu bisa dibangun bersama anda. Anda berdua sudah saling bertukar curriculum vitae, kawan-kawan dan kerabat sudah saling bertukar informasi kepada anda dan dia. Dia ingin bertemu dan mengajukan beberapa pertanyaan. Sebaliknya, dia juga siap membuka dirinya untuk ditanya-tanya oleh anda.

Berwudhu’-lah dulu, laksanakan shalat sunnat dua rakaat, mintalah Allah merengkuh anda dan mengendalikan lisan serta gerak-gerik anda. Ucapkanlah ta’awudz, dan bismillah dg jelas di hadapannya, lalu ajukan pertanyaan2 dibawah ini sambil menggantungkan diri anda hanya kepada Allah yg telah menciptakan anda dan dia.

1. Bagaimana anda pertama kali mengenal Allah? Tolong ceritakan sedetil mungkin.

2. Kapan pertama kali anda bertaubat yg sungguh sungguh? Kalau boleh tahu, kesalahan apakah yang anda mintakan ampun kpada Allah waktu itu? Pernahkah anda mengulangi kesalahan itu? Apa yg akan mungkin membuat anda terjerumus lagi pada kesalahan itu di masa mendatang? (jika dia menganggap itu aib yang anda tak perlu tahu, jangan sekali-kali anda mendesaknya untuk menjawab. Tunjukkan rasa hormat anda atas pilihannya untuk tidak menjawab).

3. Adakah kesalahan kepada Allah yang selalu anda lakukan dan sampai hari ini belum anda mintakan ampun kpada Allah? Kalau boleh tahu kesalahan apakah itu? (Begitu juga yang ini)

4. Seberapa sering anda ingkar kepada Allah terutama kalau sedang sendirian? Dalam bentuk apa keingkaran anda itu? (Begitu juga yang ini)

5. Tolong ceritakan bagaimana hubungan anda dengan Allah saat ini

6. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal mengikuti shalat fardhu berjamaah sesudah adzan berkumandang? Kenapa?

7. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal membaca Quran minimal 50 ayat per hari? Kenapa?

8. Dalam seminggu terakhir, Berapa kali anda gagal bangun shalat malam/ tahajjud?

9. Dalam seminggu terakhir, Berapa hari yg anda lewatkan tanpa bershodaqoh atau berinfaq untuk orang miskin dan sabilillah?

10. Tolong sebutkan 5 langkah pertama dan yang akan anda lakukan secara istiqomah untuk membangun rumah tangga yang taat kpada Allah dan Rasul-Nya? Kenapa anda memilih ke-5 langkah tersebut ? Bagaimana cara anda melaksanakannya?

11. Saya mau buka rahasia. Sebenarnya, saya sudah memiliki seorang laki-laki yang sangat saya cintai. Orangnya kalem, pintar, ganteng, dan sangat sopan. Hanya kepada dia saya memberikan cinta saya lebih dari kepada lelaki lain. Bersediakah anda mengizinkan saya melanjutkan cinta saya kepada lelaki ini, kalau anda suami saya? (Biarkan dia salah tingkah dulu. Mungkin juga dia akan menjawab secara emosional. Perhatikan mimic wajahnya, wajah seperti itulah yang akan anda lihat setiap kali kelak anda bertengkar dan mengingatkan dia dengan ayat Allah atau hadist Rasulullah. Setelah anda merekam mimic wajahnya, barulah anda katakana…)laki-laki itu bernama Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam. Bagaimana caranya supaya saya semakin mencintai beliau, lebih dari saya mencintai suami saya?

12. Apa saja rencana anda dalam menghidupkan sunnah nabi Muhammad Shallallohu ‘alaihi wa sallam dalam rumah tangga yang akan anda bangun? Bagaimana anda akan melaksanakannya?

13. Ada 3 hal yg insyaAllah akan selalu saya perbaiki dalam diri saya secara bersungguh2 sampai saya mati yaitu ibadah, ilmu dan ‘amal shalih saya. Apa saran anda untuk saya?

14. Tentang Ibu anda, ceritakan sebanyak mungkin hal penting yg menurut anda perlu saya ketahui tentang beliau?

15. Sejak anda dewasa, pernahkah anda membuat beliau sangat marah? Apa sebabnya? Apa yg anda lakukan setelah itu?

16. Dalam seminggu terakhir, berapa kali anda mencium tangan dan memeluknya dengan mesra? Kalau anda tinggal kota dengan beliau, berapa kali anda menelponnya dalam seminggu terakhir? Apa kata2 yang paling sering anda sampaikan ke beliau sebelum anda menutup telepon?

17. Jika Ibu anda melakukan kesalahan, apa yg anda lakukan utk mengingatkannya?

18. Menurut anda, adakah hal tertentu dari ibu anda- apakah itu perkataan maupun perbuatan- yang sangat mempengaruhi cara anda memperlakukan wanita, terutama kelak isteri anda? Apakah itu? 19. Jika kelak terjadi pertengkaran atau ketegangan antara Ibu dan isteri anda, apa yg akan anda lakukan? 20. Tentang Ayah anda, ceritakan hal2 penting yg menurut anda perlu saya ketahui ttg beliau?

21. Apa saja yg menurut anda bisa menghancurkan sebuah hubungan suami isteri? Apa rencana anda untuk menghindarinya?

22. Apa saja menurut anda bisa menggagalkan sebuah rumah tangga dalam menghasilkan anak2 yg shalih? Apa rencana anda utk menghindarinya?

23. Ttg mencari nafkah, kalau pendapatan ekonomi RT anda kurang memadai, jenis pekerjaan apa yg sebaiknya dilakukan oleh isteri anda utk membantu mencari nafkah?

24. Ta’adud ( menikahi lebih dari satu isteri) merupakan salah satu aturan Allah yg Maha sempurna, berikut syarat dan akibat2nya baik utk laki2 dan perempuan. Apa pandangan anda ttg ta’addud?

25. Bagaimana mati yg anda inginkan? Apa rencana2 anda utk itu?

Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala membuka segala sesuatu yang paling mendasar, untuk anda ketahui tentang dia, lewat pertanyaan-pertanyaan diatas. Tetapi ada satu hal kecil yang perlu anda lakukan sebelum anda bertemu dia. Pergilah kedepan cermin, pandangilah bayangan mata anda, lalu tanyakan satu persatu pertanyaan diatas tadi kepada diri anda sendiri, dan jawablah dengan jujur.

SEMOGA BERMAMFA'AT.....

MUSLIMAH SEJATI…

JIKA BENAR LELAKI ITU MENCINTAMU..♥..♥..♥..♥..

♥ Dia tidak akan MENYENTUHMU sebelum menikah denganmu ♥
♥ Dia tidak akan MEMANGGILMU SAYANG sebelum menikah denganmu♥
♥ Dia tidak akan MELIHAT AURATMU sebelum menikah denganmu ♥
♥ Dia takkan menyebabkanmu LALAI DARI MENJADI HAMBA ALLAH YANG BAIK ♥

★ MUSLIMAH SEJATI… ★ 
 
·٠•●ღ Bismillaahirrahmaanirrahiim… ღ●•٠· 
Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya : "Ayah… ceritakanlah kepadaku perihal muslimah sejati". 
Si ayah pun menolehkan mukanya seraya melontarkan senyuman manisnya ke arah anak kecilnya itu. "Anakku... Seorang muslimah yang sejati bukanlah dilihat dari kecantikan dan keayuan paras wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang teramat kecil saja. Tetapi, muslimah yang sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi. itulah yang terbaik". 
Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada bentuk kalian. Allah hanya melihat kepada hati dan perbuatan kalian. (Hadis riwayat Muslim) 
Si ayah terus menyambung… "Muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersonakan, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu. 
Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak manakah kebaikan yang diberikannya, tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu. 
Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. 
Muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujjah kebenaran". 
Berdasarkan ayat 31, surah An-Nuur, Abdullah ibn Abbas, Ibn Omar, Atha, Ikramah dan lain-lainnya berpendapat : Seseorang wanita Islam hanya boleh mendedahkan wajah, dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahramnya. (As-Syeikh Said Hawa di dalam kitabnya Al-Asas fit Tafsir) "Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan (menghairahkan) orang yang ada perasaan dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik". (Surah Al-Ahzab : 32) 
Si ayah diam sejenak sambil melihat kepada wajah manis puteri kecilnya itu. "Lantas apa lagi ayah?" Sahut puteri kecil terus ingin tahu. "Ketahuilah wahai puteriku... Muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian grand tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya. 
Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang lain jadi tergoda. 
Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa ridha dan kehambaan kepada Rabb-nya. 
Dan ia sentiasa bersyukur dengan segala karunia yang diberikan." "Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (tidak berzina atau mendekati zina)". (Surah An-Nuur : 31) 
"Dan ingatlah anakku...Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul". "Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya". (Hadis Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi) 
Setelah itu si anak kembali bertanya, "Siapakah yang memiliki kriteria seperti itu ayah…? Bolehkah saya menjadi sepertinya…? Mampukah dan layakkah saya ayah…? Si ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "Pelajarilah mereka…! Supaya kamu berjaya nanti. insyaAllah kamu juga boleh menjadi muslimah yang sejati dan wanita yang sholehah kelak. Malah, semua wanita boleh". Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu terlihatlah sebaris perkataan berbunyi ISTERI RASULULLAH… “Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya". (Riwayat Al-Bazzar)
Kisah Penuh Hikmah
Oleh : Sejernih Air 

Selasa, 17 Mei 2011

Artikel Penelitian : Pengembangan Studi Kasus dan Metode “Dialog Socrates” Untuk Pembelajaran Fisika

Pengembangan Studi  Kasus dan Metode “Dialog Socrates”
Untuk Pembelajaran Fisika
M. Aswin Rangkuti
Rofiqoh Hasan Harahap
Teguh Febri Sudarma
Magister Pendidikan Fisika, 2011

Abstrak
Dari sebuah hasil penelitian, meningkatnya minat pendidikan online, instruktur harus memiliki keahlian  alat yang tersedia untuk  meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Dalam tulisan ini akan kami paparkan metode kasus sebagai salah satu pendekatan pedagogis untuk mengajar secara online. Contoh kasus disediakan. Pendekatan paedagogis untuk bekerja dengan siswa secara online.  Selanjutnya, penjelasan manfaat  menggunakan metode kasus untuk meningkatkan pembelajaran di kelas virtual. Untuk merangsang analisis siswa, menggunakan situasi yang konkrit yang terjadi saat ini, siswa membutuhkan proyek bagaimana mereka bisa menanggapi satu set keadaan. Dalam studi kasus ini, kami memperkenalkan sebuah metode dialog Socrates. Selanjutnya, metode kasus dan metode dialog Socrates ini dapat menjadi sebuah alat yang baik untuk merangsang siswa berpikir 'tentang langkah-demi-langkah perencanaan.

Pendahuluan
Penggunaan metode kasus untuk mengajar tidak  dalam sebuah novel atau cerita . Telah digunakan selama beberapa waktu pada kelas tatap muka. Conant (1949) dari Harvard Universitas adalah profesor pertama dengan penggunaan metode kasus. Sebagai sebuah perguruan tinggi dan  perguruan tinggi melalui inovasi teknologi, seperti sebagai kelas penawaran online, metode kasus dapat disesuaikan dengan kelas virtual untuk memperkenalkan keterampilan berpikir kritis. Untuk sebagian besar, studi kasus telah jarang digunakan untuk mengajar secara online. Salah satu tantangan penting adalah untuk melibatkan peserta didik online dalam materi yang disampaikan dan untuk membantu dalam berpikir orde tinggi.
Metode kasus ini adalah strategi belajar aktif yang melibatkan para siswa dan mendorong agar berpikir kritis Metode kasus juga memfasilitasi pemecahan masalah keterampilan (Levine, 1994). Masalah pembelajaran berbasis (PBL) adalah sebuah instruksional  Metode yang menantang siswa untuk aktif belajar bekerja secara kooperatif dalam kelompok untuk mencari solusi masalah untuk dunia nyata. Ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran berbasis masalah memiliki sejarah panjang, setidaknya mulai kembali untuk menggunakan kasus di Sekolah Kesehatan Harvard pada abad kesembilan belas dan diperluas melalui filsafat John Dewey, penemuan Bruner Jerry dalam belajar, dan pengembangan simulasi di 1960-an.
Metode kasus, seperti dalam masalah pembelajaran berbasis strategi, dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah menggunakan pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang relevan dengan latihan. Dalam konteks belajar disediakan kasus, sebagai kontras dengan belajar secara terpisah. Masalah ini digunakan untuk melibatkan rasa ingin tahu siswa dan  memulai materi pelajaran. PBL menyiapkan  siswa untuk berpikir kritis dan analitis, menemukan dan menggunakan sumber daya pembelajaran yang tepat. Pembelajaran Berbasis masalah  dapat diatur dalam berbagai format. Berikut ini akan dijelaskan definisi metode pendekatan kasus. 
Metode Kasus 
Yang dimaksud dengan istilah metode kasus adalah kasus yang digambarkan sebagai situasi masalah yang digunakan dalam lapangan, kadang-kadang, dibangun untuk mewakili prinsip atau masalah tertentu. Menurut Heried, metode kasus adalah sebuah proses induktif dimana siswa belajar melalui usaha mereka, bekerjasama untuk menentang profesor dalam menyampaikan pandangan kepada siswa . Ini bertentangan langsung dengan yang disebut, metode pendidikan.
Dengan metode pendidikan, siswamenjelaskan kembali informasi instruktur. Siswa kemudian mengungkapkan kembali fakta bahwa instruktur disediakan - tidak ada pemikiran kritis yang terlibat dalam praktek. Dengan metode kasus, mahasiswa, siswa dan profesor terlibat dalam dialog Socrates yang meningkatkan 
kemampuan berpikir kritis, dengan demikian, dapat dijadikan sebagai
metode pendidikan di kelas virtual. Kasus ini  Metode ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa atau mahasiswa serta untuk mendorong 
berpikir kritis. 
Dalam menggunakan kasus, siswa menjadi aktif, hampir sama dengan  metode Bau Hause, yang belajar dengan melakukan strategi belajar aktif ini. Metode Kasus
tersebut merupakan garis filsafat. Kasus yang disediakan memberikan siswa kesempatan untuk latihan pengambilan keputusan, baik perorangan maupun dalam format tim. Untuk mahasiswa, menurut Washull, kasus membantu meningkatkan motivasi. Selanjutnya, menyediakan mereka dengan kehidupan nyata.Contoh : Beberapa siswa mengalami  kesulitan menghubungkan teori ke kehidupan nyata,. 
Jenis Kasus 
Ada berbagai tempat untuk menyajikan kasus-kasus seperti diskusi, perdebatan, dan cobaan, dan audiensi masyarakat . secara teratur menggunakan diskusi, perdebatan, dan uji coba, seta  audiensi publik yang bisa sangat kompleks untuk kelas tatap muka dan mungkin sangat sulit dilakukan di  lingkungan online. Pendekatan diskusi mungkin yang paling dikenal untuk menyajikan kasus dan merupakan salah satu yang sering dipakai di kelas online. Instruktur dapat menyajikan sebuah kasus yang memerlukan siswa untuk membuat evaluasi. Dalam proses psikologi abnormal online,
menyajikan kasus-kasus dimana seseorang mungkin atau tidak mungkin menderita gangguan jiwa. 
Siswa mencoba mendiagnosa kasus menurut Diagnostik Sistem Manual (DSM) kriteria. 
Pendekatan diskusi bisa digunakan dengan kelas online yang memiliki 25 siswa atau kurang. Untuk pendekatan ini, instruktur harus memastikan bahwa siswa tetap di jalur dengan diskusi. Debat merupakan cara yang menarik untuk menangani subyek yang memiliki dua ekstrim atau pandangan yang bertentangan. Misalnya, ketika mengajar online perkembangan anak, dibagi kelas menjadi dua tim, yaitu mereka yang mendukung dan mereka yang tidak mendukung.  Ini adalah cara yang baik untuk menampilkan macam-macam budaya membangkitkan anak-anak. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk melihat bukti pada kedua sisi perdebatan. Selain itu, beberapa siswa yang telah memiliki satu sudut pandang pada awal kelas telah berubah ke titik pandang lain setelah penyajian bukti dalam perdebatan. 
Untuk mengajar online, instruktur juga dapat menggunakan metode persidangan. Sidang harus difokuskan pada materi di perkuliahan. Ada dua tim penulis, mereka menulis secara kolaboratif dalam tim mereka, menggunakan referensi untuk mendukung pekerjaan mereka. Dengan membuat suatu karya daerah dalam sistem manajemen kursus untuk setiap tim; hanya anggota tim memiliki akses. Selain itu, anggota ditetapkan.  Siswa pertama kali akan membutuhkan kesempatan untuk pemecahan masalah proaktif. Bekerja dalam tim tampaknya menjadi daerah yang paling menyusahkan bagi siswa. Melalui pengalaman mengajar  online untuk beberapa tahun terakhir tahun, dikembangkan kasus yang memungkinkan sketsa awal siswa untuk menyelesaikan masalah tim sebelum bahkan mulai bekerja dalam tim pembelajaran mereka sendiri. 
Socrates dialog merupakan metode belajar yang mengunakan teknik tanya jawab. Pengetahuan itu terbentuk dari pengetahuan yang pernah ada sebelumnya. Tanya jawab disini merupakan dialog bukan sebuah debat pertanyaan yang diajukan tidak mesti dijawab.
Metode Socrates adalah suatu metode pengajaran dengan penyampaian bahan dalam bentuk pertanyaan yang logis dan beruntut untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dalam suasana percakapan, di mana si penanya dan si penjawab saling memberi dan menerima keterangan hingga percakapan itu menjadi diskusi atau percakapan yang hidup (the give and take of conversation).
Studi Kasus  merupakan suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung, masalah, kejadian, atau situasi tertentu yang telah dipersiapkan guru. Kemudian siswa ditugasi untuk mencari alternatif pemecahanan. Dalam melaksanakan tugas ini siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan pembiasaan untuk mandiri, jujur, mengembangkan pola fikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu tugas yang harus dipecahkan. Metode ini dapat diterapkan bila siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang masalah yang disampaikan.
Kelebihan dengan menggunakan metode kasus adalah Dengan mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam mengatasi situasi tertentu mereka lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak cara untuk pengamatan dan pencarian jalan keluar itu. Selain itu Siwa dapat mengetahui dengan pengamatan yang sempurna tentang gambaran yang nyata yang betul-betul terjadi dalam hidupnya sehingga mereka dapat mempelajari dengan penuh perhatian dan lebih terperinci persoalannya
Sedangkan Kelemahan dari metode kasus ini adalah Untuk kegiatan kelompok membutuhkan fasilitas fisik yang lebih banyak dan harus adanya kasus yang banyak, dan Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus yang ditemui dan petunjuk cara pemecahannya yang diperlukan siswa
Menurut penelitan yang pernah dilakukan oleh Larissa Fradkin banyak mahasiswa yang masuk keperguran tinggi di Inggris memiliki latar belakang yang berbeda, hal ini bisa berakibat amat sulit melakukan kegiatan belajar mengajar karena pemahaman awal mahasiswa itu tidak sama. Dengan menggunakan metoda Socratic dialgo, metode ini digunakan untuk menggetahui kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tersebut. Hal yang sama juga disampaikan oleh Neil Sheflin, menurut pengalamannya selama menggunakan Socratic Dialog dapat menciptakan mahasiswa yang aktif bertanya dan siswa belajar lebih banyak. Dengan demikian Socratic dialog digunakan untuk membentuk pengetahuan yang sama antara peserta didik dengan cara saling bertanya dengan demikian kita dapat mengetahui dimana ketidak mengertian dari peserta didik tersebut.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi Socratic dialog digunakan dalam pembelajaran jarak jauh atau dengan cara oline class. Dengan menggunakan media online (Online Class) proses belajar mengajar dapat terjadi dengan sangat baik. Hal ini disebabkan waktu yang dipergunakan untuk tatap muka secara langsung tidak dapat terjadi dengan waktu yang panjang namun dengan adanya online class hal ini bukan menjadi halangan.
Dengan menggunakan tenik bertanya banyak hal yang bisa dirasakan oleh peserta didik diantaranya ketakutan, rasa ingin tahu, tantangan, kepuasan, keterlibatan dan lain lain. Dengan adanya penilaian dari setiap pertanyaan ini bisa membuat peserta didik punya andil dalam setiap masalah yang ada.
Sebenarnya Socratic dialog ini digunakan untuk membentuk siswa aktif betanya dan membentuk pengetahuannya sendiri atas dasar pertanyaan yang diajukan. Oleh sebab itu perlunya mengembangkan pengetahuan pendidik untuk dapat mengajukan pertanyaan yang bisa memancing rasa ingin tahu perserta didik.
Jadi, apabila metode kasus dan dialog socrates ini kita kembangkan dalam pembelajaran fisika memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, terampil serta belajar lebih banyak. Karena banyak masalah yang akan dipecahkan. Apalagi dalam pembelajaran fisika pengaplikasiannya sangat banyak. Dan siap dapat bertanya dalam setiap masalah yang ada. Oleh karena itu, diharapkan guru mempunyai informasi yang lebih banyak dan luas, agar dapat menjelaskannya kepada siswa, jika siswa tidak dapat memecahkan masalah tersebut.

Kesimpulan 
Dengan menggunakan metode kasus untuk mengajar kelas online memperkenalkan pembelajaran yang berpusat pada lingkungan budaya. Dengan belajar-terpusat, mengacu kepada siswa mengembangkan tanggung jawab mereka belajar sendiri. Instruktur adalah fasilitator dan lebih lanjut memurnikan keterampilan berpikir kritis dan analisis. Dengan menggunakan metode kasus memungkinkan keseimbangan kekuasaan antara guru dan siswa. 
Selain itu, kasus sangat memotivasi seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan 
pertemuan.
Instruktur memiliki informasi yang banyak untuk membuat kasus.  Untuk siswa berpengalaman, mereka dapat ditantang untuk melihat  sisi lain dengan suatu topik, sehingga memungkinkan lebih lanjut penyempurnaan pikiran mereka mengenai masalah kasus ini. Metode kasus dan metode dialog Socrates  dapat menjadi sebuah alat yang baik untuk merangsang siswa berpikir tentang langkah-demi-langkah perencanaan.


Referensi
Barrows, H., & Kelson, A. (2005). Overview of PBL.Retrieved on September 10, 2005, from http://www.mcli.dist.maricopa.edu/pbl/info.html.
Brooke, S. L. (2004, October). The use of the case method in the virtual classroom. Paper presented at the Annual Case Studies in Science Conference, Buffalo, NY.
Brooke, S. L. (2005). The use of the case method to teach online classes. Proceedings of the International Society for Exploring Teaching and Learning, 34-35.
Brooke, S. L., & Martin, J. (2004). The case of Maria. University of Buffalo, NY: National Center for Case Study Teaching in Science.
Conant, J. B. (1949). The growth of the experimental sciences: An experiment in general education.New Haven, CT: Yale University Press.
Erskine, J. A., Michiel, R. L., & Mauffette-Leenders, L. A. (1981). Teaching with cases. Waterloo, Canada: Davis and Hedersen.
Elizabeth Russo. 2003. Brecht’s Use of Magistral and Socratic Dialogue as a Model for Progressive Education. Cambridge Press.
Gragg, C. I. (1953). Because wisdom can’t be told. In K. R. Andrews (Ed.), The case method of teaching human relations and administration (pp. 3-12). Cambridge, MA: Harvard University Press.
Herreid, C. F. (1994, February). Case studies in science: A novel method of science education.Journal of Computer Science and Technology, 221-229.
Herreid, C. F. (1998, February). Sorting potatoes for Miss Bonner: Bringing order to case-study methodology through a classification scheme. Journal of Computer Science and Technology, 236-240.
Levine, M. (1994). Effective problem solving. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.
Larissa Fradkin. 2010 . Teaching algebra and calculus to engineering freshers via Socratic Dialogue and Eulerian sequencing. Cambridge, UK, l.fradkin@soundmathematics.com

Manoa Writing Program. (2005). Peer review. University of Hawaii at Manoa.  Retrieved October 13, 2005 from http://mwp01.mwp.hawaii.edu/resources/peer_rev iew.htm.
McKeachie, W. J. (1999). McKeachie’s teaching tips:Strategies, research, and theory  for college and university teachers. New York: Houghton Mifflin.
Merritts, D., & Walter, R. (n.d.). Using Socratic questioning. Retrieved, March 24, 2005, from http://serc.carleton.edu/introgeo/socratic/index.html
Stephanie L. Brooke.2006. Using the Case Method to Teach Online Classes: Promoting Socratic Dialogue and Critical Thinking Skills. Dapat diakses : http://www.isetl.org/ijtlhe/ ISSN 1812-9129
Washull, S. B. (2005). Predicting success in online psychology courses: Self-discipline and motivation. Teaching of Psychology, 32(3), 190- 192.